Di dalam Karaniyametta Sutta, "meski krn marah dan benci tidak membuat orang lain celaka."
Topik: Rasa Benci dan Marah
Marah, kecewa, depresi, dukacita berada di dalam "dosa"/benci.
Grup dari benci a.l.: irihati, egois, kekikiran, penyesalan.
Irihati (issa)
Kalo ada org lain mengungguli kita, timbul issa. Kita tidak dapat terima. Ada yang lebih kaya, lebih sehat, lebih pandai, dsb.
Iri bisa timbul dengan posisi sederajat, seperti ke sesama karyawan.
Penjual buku tdk prna iri dengan penjual sayur, melainkan kepada sesama penjual brg yang sama.
Ia dulu temen sekelas, suka contek saya, kenapa ia lebih sukses dari saya?!
Kekikiran (macchariya), dalam Ajaran Buddha adalah berharap orang lain tidak mendapatkan apa2.
Bila kikir karena masalah harta/kepemilikan, tidak mau berdana itu termasuk dalam loba/serakah.
Ada beberapa jenis kekikiran:
1) Avasa macchariya: tmpt tinggal, tmpt tidur, vihara.
Exp. Bila ada bhikkhu laen datang, tidak dikasih tmpt tinggal.
2) Ula macchariya: dermawan, ke panti2, dsb.
Tidak mau org lain berderma.
3) Labha macchariya: perdagangan, tidak mau orang lain makmur.
4) Dhamma macchariya: pendidikan, tidak kasih informasi pengetahuan.
5) Vana macchariya: kecantikan, tidak mau orang laen lebih cantik dari dirinya.
Penyesalan/kemurungan
(kukucha)
Disebabkan karena :
Kita sudah berbuat salah,
Atau mengabaikan perbuatan baik, akhirnya disesali.
Penyesalan tsb mengurangi nilai manfaat dari perbuatan baik tadi.
Caranya, jangan ulangi lagi!
Pengalaman Romo:
Ketika ia hendak berdana senilai sekian, setelah berdana; ia berpikir
seharusnya ia dapat berdana lebih lagi. Timbul penyesalan.
Sarannya: Bukan dengan berbuat dana/kebajikan lagi sebagai pengganti
sesal lalu. Apalagi menyesalinya. Jangan timbulkan rasa sesal tentang
suatu kejadian itu lagi. Kita harus bisa memaafkan diri kita sendiri.
Kemarahan
Ada penyebabnya: orang, kondisi.
Yang sering membuat marah, adalah kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan/harapkan.
Tipe Orang Pemarah
- Meledak2.
Spt kulit telur, atau cepat trsinggung. Sedikit terkena hasutan, mudah marah.
- Tenang, tapi dalam hatinya menyimpan bara amarah.
- Pemaaf. Meski marah, tapi mudah memberi maaf.
- Pemelihara dendam. Menyimpan amarah/kebencian bertahun2.
Kata Buddha, tidak ada kemarahan yang baik, karena merusak pikiran kita. Taklukkan kemarahan dengan cinta kasih.
Bagaimana caranya agar tidak terus membenci atau marah?
-) Perhatian murni/sati
-) Perenungan bijaksana/yoniso manasika
Kesadaran/pikiran
mengetahui diri kita saat ini.
Setelah kita tahu, amarah sudah berkurang.
Karena perhatian kita sudah beralih dari objek marah.
Dengan mengetahui saja sudah berkurang, karena pemahaman bahwa amarah
dapat melukai diri sendiri. Berakibat tidak baik. Secara fisik,
meningkatkan tekanan darah, secara batin, menambah karma buruk.
Di dalam Visudhi Magga, bila kita marah terhadap seseorang, apakah orang
lain menderita/tidak, diri kita sudah pasti menderita.
Bila ingin
meredam kemarahan, bukan dilihat objeknya. Karena tergantung
perasaan/vedana. Sukha/dukkha vedana. Sesuatu yang terkondisi tidak
kekal.
Kenapa bisa marah? Karena kita memiliki ego. Kita merasa marah, karena kita memiliki atta.
Dalam Ajaran Buddha, kita hanya trdiri dari perpaduan unsur2 nama-rupa...
Apakah yang kita marahi?
Inderanya kah? Apakah matanya, rambutnya, hidungnya?
Unsur pembentuknya kah? Apakah unsur air, udara, panas, tanahnya?
Batinnya kah? Pikirannya? Perasaannya? Pencerapannya? Kesadarannya?
Hal ini sebagai perenungan untuk mengendalikan kemarahan.
Penceramah: Romo Herman (Minggu, 10 Agustus 2014)
Resume ceramah oleh Aldo Sinatra
Dimuat sesuai naskah asli tanpa proses edit.
No comments:
Post a Comment