Tiap uposatha
tanggal 15, para bhikkhu mengadakan upacara, berkumpul untuk saling berhadapan,
mengakui berbagai kesalahan, dengan tujuan agar melepas beban. Membersihkan
pikiran. Hal ini disebut pavarana.
Kalau samanera
mengakui kesalahan di hadapan para bhikkhu disebut danda kamma. Artinya,
menerima denda. Hukumannya misalkan membersihkan vihara (seperti WC, dapur,
altar, mengepel lantai, menyapu, dan sebagainya). Hal ini memiliki tujuan
sebagai bahan perenungan. Bahwa ketika mengelap WC, timbul pemikiran,
“Dengan membersihkan WC yang dari kotor menjadi bersih. Demikian pula, batinku
dapat bersih, dengan terus-menerus membersihkannya.”
Bila Vasudeva
Khrisna mampu menutupi matahari dengan cakra sudasana-nya, maka kita pun dapat
menutupi bumi yang luas ini dengan selembar daun. Pengen tahu caranya? Anda
dapat meletakkan selembar daun tersebut ke kedua mata Anda. Dengan demikian,
Anda tidak dapat melihat dunia ini, alias gelap.
Demikian pula,
bila mata batin kita, pikiran kita, tertutup oleh kekotoran batin/kilesa. Maka
segalanya tampak gelap oleh kekotoran batin.
Pikiran adalah
sumber segala sesuatu. Jangan menutupi pikiran dengan hal-hal yang buruk. Tidak
memasukkan hal-hal negatif di dalam gerbang pikiran kita. Hal tersebut dapat
menghindarkan diri kita dari gossip dan perbincangan-perbincangan buruk tentang
diri kita.
Apa yang kita
lihat, belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Semua memasuki indra kita. Kalau
tidak kita saring dengan baik, akan mengotori pikiran kita. Seperti halnya
rumah yang atapnya buruk, air hujan dapat merembes masuk. Demikian pula dengan
pikiran kita yang tidak kokoh, maka nafsu-nafsu rendah dapat merasuk ke batin
kita.
Untuk
membentengi nafsu-nafsu rendah, kita dapat mempraktikkan 7 bhojjango:
- Sati: sadar, eling, mengingat. Introspeksi diri apa yang telah kita lakukan masih menyakiti orang lain? Bila iya, berarti kita belum menjalankan Ajaran Buddha
- Dhammavicayo: penyelidikan Dhamma. Apa pun yang kita rasakan atau alami, kita selidiki benar atau tidaknya. Tidak diterima begitu saja. Seperti ehipassiko. Setelah diselidiki dengan seksama, tidak merugikan pihak lain, dapat kita praktikkan.
- Viriya: semangat. Ditopang dengan semangat, kita dapat belajar dengan lebih baik.
- Passaddhi: ketenangan jasmani dan batin.
- Piti: kegiuran. Sesuatu yang tidak dikondisikan tidak timbul kegembiraan, malah muncul keengganan. Oleh sebab itu, dengan timbulnya kegembiraan, muncul kegiuran. Untuk mengulang-ulang kebajikan.
- Samadhi: konsentrasi dengan penuh perhatian.
- Upekkha: keseimbangan batin.
Penceramah: Romo Suyanto (Minggu, 30 November 2014)
Resume ceramah oleh Aldo Sinatra