Pages

Sunday, November 30, 2014

Resume Dhammadesana Romo Suyanto


Tiap uposatha tanggal 15, para bhikkhu mengadakan upacara, berkumpul untuk saling berhadapan, mengakui berbagai kesalahan, dengan tujuan agar melepas beban. Membersihkan pikiran. Hal ini disebut pavarana.

Kalau samanera mengakui kesalahan di hadapan para bhikkhu  disebut danda kamma. Artinya, menerima denda. Hukumannya misalkan membersihkan vihara (seperti WC, dapur, altar, mengepel lantai, menyapu, dan sebagainya). Hal ini memiliki tujuan sebagai bahan perenungan. Bahwa ketika mengelap WC, timbul pemikiran, “Dengan membersihkan WC yang dari kotor menjadi bersih. Demikian pula, batinku dapat bersih, dengan terus-menerus membersihkannya.”

Bila Vasudeva Khrisna mampu menutupi matahari dengan cakra sudasana-nya, maka kita pun dapat menutupi bumi yang luas ini dengan selembar daun. Pengen tahu caranya? Anda dapat meletakkan selembar daun tersebut ke kedua mata Anda. Dengan demikian, Anda tidak dapat melihat dunia ini, alias gelap.
Demikian pula, bila mata batin kita, pikiran kita, tertutup oleh kekotoran batin/kilesa. Maka segalanya tampak gelap oleh kekotoran batin.
Pikiran adalah sumber segala sesuatu. Jangan menutupi pikiran dengan hal-hal yang buruk. Tidak memasukkan hal-hal negatif di dalam gerbang pikiran kita. Hal tersebut dapat menghindarkan diri kita dari gossip dan perbincangan-perbincangan buruk tentang diri kita.

Apa yang kita lihat, belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Semua memasuki indra kita. Kalau tidak kita saring dengan baik, akan mengotori pikiran kita. Seperti halnya rumah yang atapnya buruk, air hujan dapat merembes masuk. Demikian pula dengan pikiran kita yang tidak kokoh, maka nafsu-nafsu rendah dapat merasuk ke batin kita.

Untuk membentengi nafsu-nafsu rendah, kita dapat mempraktikkan 7 bhojjango:

  1. Sati: sadar, eling, mengingat. Introspeksi diri apa yang telah kita lakukan masih menyakiti orang lain? Bila iya, berarti kita belum menjalankan Ajaran Buddha 
  2. Dhammavicayo: penyelidikan Dhamma. Apa pun yang kita rasakan atau alami, kita selidiki benar atau tidaknya. Tidak diterima begitu saja. Seperti ehipassiko. Setelah diselidiki dengan seksama, tidak merugikan pihak lain, dapat kita praktikkan. 
  3. Viriya: semangat. Ditopang dengan semangat, kita dapat belajar dengan lebih baik. 
  4. Passaddhi: ketenangan jasmani dan batin. 
  5. Piti: kegiuran. Sesuatu yang tidak dikondisikan tidak timbul kegembiraan, malah muncul keengganan. Oleh sebab itu, dengan timbulnya kegembiraan, muncul kegiuran. Untuk mengulang-ulang kebajikan. 
  6. Samadhi: konsentrasi dengan penuh perhatian.
  7. Upekkha: keseimbangan batin. 

Penceramah: Romo Suyanto (Minggu, 30 November 2014) 
Resume ceramah oleh Aldo Sinatra

Monday, November 24, 2014

Perayaan Ultang Tahun ke-38 Magabudhi

Minggu, 23 November 2014 adalah puncak perayaan ulang tahun Magabudhi (Majelis Agama Buddja Theravada Indonesia), bertempat di Vihara Karuna Mukti, Bandung. Perayaan ulang tahun ini ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pemberian piagam kepada pandita yang sudah mengabdi 8 tahun ke atas.

Rangkaian acara perayaan ultah Magabudhi sebelumnya adalah kunjungan ke para sesepuh (Minggu, 09 November 2014) dan fang sen (pelepasan makhluk hidup ke alam) di kawasan Dago Pakar pada Minggu, 16 November 2014.

Perayaan diakhiri dengan makan nasi tumpeng bersama. Selamat ulang tahun Magabudhi, "Tulus Mengabdi Tiada Henti." (zwei)

Sunday, November 09, 2014

Resume Dhammadesana Romo Jayana Joansyah

Ceramah Romo Jayana menggunakan slide power point, silakan saksikan slide-nya (klik saja tautan, tulisan berwarna merah berikut), setelah masuk ke situs mediafire, silakan klik tulisan View (kotak warna hijau)





Untuk mengganti gambar slide, silakan tekan tombol panah ke kanan (-->). Selamat menyaksikan...

Sunday, November 02, 2014

Resume Dhammadesana YM. Bhikkhu Santidaro

Renungan Puja Bakti Sanghadana di masa Kathina oleh YM. Bhikkhu Santidaro.

Masa Kathina tahun 2014 ini, dilakukan mulai tanggal 09 Oktober - 10 November 2014.

Setelah masa vassa 3 bulan berdiam di vihara, para bhikkhu menjalankan Dhamma lebih intensif.

Kecuali alasan-alasan tertentu, seperti orang tua sakit, bhikkhu lepas jubah, menerima undangan para umat seperti dana makanan, bila kuti-nya rusak, untuk mencari bahan-bahan untuk memperbaikinya, para bhikkhu tinggal di vihara. Tetapi tidak diperbolehkan melebihi 7 hari lamanya. Bila melebihi 7hari, maka masa vassa-nya tidak diperhitungkan.

Sehari setelah masa vassa selesai, memasuki masa kathina, umat bersuka cita melaksanakan dana kepada Sangha.

Bagaimana berdana yang mendatangkan manfaat yang sangat besar:

  1. Cetana sampada. Memiliki cetana/kehendak yang baik, sebelum, saat dan setelah berdana. Pubbe cetana: sebelum berdana, mendengar kabar akan berdana, memiliki niat yang baik untuk ikut berdana. Munca cetana: saat berdana memiliki niat yang baik, penuh dengan ketulusan. Aparapara cetana: sesudah berdana, memiliki niat yang baik, penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan, tidak kecewa dan tanpa penyesalan. Yang terpenting dari ketiganya, yaitu setelah berdana, yaitu berbahagia. Tidak timbul penyesalan dan kekecewaan. 
  2. Catu sampada. Barang yang didanakan. Adalah barang yang halal, bukan dari penipuan, perampokan, penjualan narkoba, dan sebagainya. Barang yang layak pakai, bukan yang sudah rusak. 
  3. Puggala sampada. Orang yang diberi dana. aalah orang yang memiliki sila yang baik. Berdana kepada siapa pun tetap akan mendapatkan pahala. Kepada orang jahat, maupun kepada hewan sekali pun. Tetapi kepada orang yang memiliki sila, pahalanya jauh lebih besar. Kepada orang yang memiliki kesucian sotapana sangat besar dibanding orang biasa. Kepada orang yang mencapai kesucian sakadagami lebih besar daripada sotapana. Kepada anagami akan lebih besar dari pada sakadagami. Kepada arahat lebih besar daripada kepada anagami. Berdana dengan berharap ketenaran, dipuji, memiliki kekayaan, terlahir di alam surga adalah berdana tingkat rendah. Yang tertinggi adalah berdana dengan niat terbebas dari kekotoran batin atau merealisasikan pencerahan. 
 
Penceramah: YM. Bhikkhu Santidaro (Minggu, 02 November 2014) 
Resume ceramah oleh Aldo Sinatra

 

Blogger news

Blogroll

About